Persahabatan Kembali Utuh Karena Diary...
BRAAKK!!
Sonia masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Sang kakak yang sedang membungkus kado terkejut. Ia segera menyusul sembari membawa kado. Alangkah terkejutnya Zulva, mendapatkan Sonia menangis di pinggir ranjangnya.
Zulva duduk di samping Sonia. “Sonia, kamu kenapa, dik??” tanya Zulva lembut. “Huhuhu tadi…,” Sonia menceritakan semuanya. Sonia bercerita, ada anak baru di kelas. Namanya Zitha. Zitha sungguh iri terhadap Sonia. Entah iri karena apa. Lalu, saat Sonia dan Nadia (sahabatnya) di kantin, Zitha membentangkan kakinya sehingga Sonia tersandung, sehingga jus jeruknya tumpah. Nadia yang tidak sadar, terpeleset air jusnya. Nadia marah terhadap Sonia, dan Zitha memanasi-manasinya. Sonia dan Nadia bermusuhan. Dan, Nadia bersahabat dengan Zitha. “Ya, sekarang Sonia nggak ada temen curhat,” tutup Sonia dengan menahan air matanya. Free Chips 5.000
Zulva hanya bisa menghibur Sonia. “Oya! Happy Brithday, Sonia!!” seru Zulva seraya menyodorkan kado kepada Sonia. Bola Mmata Sonia menjadi bersinar. Ia menerima seraya mengucap “Terima Kasih”. Ia membuka bungkusnya. Sesuai apa yang ia butuhkan sekarang!! Sebuah diary!
Diary berwarna emas dan cover depannya berukir ‘Sweet Diary’. Juga gembok berwarna emas, ada pulpennya berwarna emas berkilauan dan kunci berpadat glitter emas. Emas adalah warna kesukaan Sonia. “Yaudah! kamu ganti baju sana. Bik Asri sudah masak,” ucap Zulva melihat adiknya masih melekat dengan seragamnya. Sang adik hanya menganggukan kepala. Zulva pergi meninggalkan kamar Sonia dan Sonia berganti pakaian.
Usai makan, ia menulis di lembar pertama diarynya.
Ini Adalah Lembar Pertamaku Menulis Diary. Aku Sedih Banget! Nadia, Sahabatku Direbut Sama Zitha [Anak Baru Di Kelasku]. Gara-Gara Zitha, Aku Musuhan Sama Nadia. Nad, Pasti Kita Akan Bertemu Lagi, Pasti! Free Chips 5.000
WAKTU ISTIRAHAT…
Sonia dan kedua teman setianya, Wanda dan Syafira berjalan menuju Ruang Perpustakaan. Sonia meninggalkan diary beserta kuncinya di mejanya. Di kelas hanya ada Nadia, menunggu Zitha kembali dari kamar kecil. “Lama amat, sih Zitha!” gerutu Nadia. Dia melihat Diary Sonia. Ia diam-diam membuka kunci dan membaca. Lembar pertama, dia sedikit haru.
Kulihat Semakin Hari Semakin Dekat Ya, SiNadia sama Zitha. Ya, Nadia Terlihat Bahagia. Mungkin Zitha Teman Sebenarnya Adalah Nadia. Ya, Jika Nadia Bahagia, Aku Akan Bahagia. Aku Cinta Nadia. Jika Kita Sayang Pada Orang Lain, Kita Harus Bisa Membuatnya Bahagia Dengan Melepaskan, Demi Kebahagiaannya.
Kasian Si Nadia! Saat Zitha Izin Ke kamar Mandi, Dia Malah Bertemu Sama Sahabatnya Satu Lagi, Namanya Hani. Zitha Pernah Bilang Ke Hani ‘Han, Ada Ya Yang Level Berteman Sama Nadia, Kecuali Sonia!’ dan kejelekan Nadia lainnya. Ya, Kulihat Zitha Hanya memanfaatkan Si Nadia. Nad, Semoga Kau Cepat Sadar. Free Chips 5.000
Apa Nadia Terlalu Membenciku, Sampai Dia Tidak Sapa Saat Aku Menyapanya. Nad, Asal Kamu Tau! Aku Menjauhimu Demi Kebaikan Dirimu. Kamu Bahagia Bersama Zitha, Dan Aku Rela, Demi Kebahagiaanmu. Aku Sayang Kamu, Nad
Sudah tidak ada lembaran yang berisi tulisan. Nadia terharu sekaligus menyesal membacanya. Dia segera mengunci diary Sonia. “Hai, Nad!” sapa Zitha pada Nadia. Nadia cuek saja. Dia sibuk mencoret di buku orat-oretnya. “Nad!” ucap Zitha mulai emosi, karena tidak direspon olehnya. “Zith! Aku ingin memutuskan tali persahabatan kita,” ucap Nadia.
Hening
“Kenapa?” tanya Zitha beberapa saat.
“Jangan pura-pura nggak tau!” bentak Nadia. “Nadia, aku nggak ngerti?” ucap Zitha. “Kamu pengkhianat, Zith. Kau bersahabat dengan Hani, dan membicarakan kejelekanku, kan?! ‘Ya’ atau ‘Tidak’?!!” bentak Nadia. “Nggak. Aku bukan pengkhianat,” ucap Zitha enteng. “Pokoknya sampai di sini aja persahabatan kita. Aku rela melepas Sonia yang setia demi Zitha si Pengkhianat,” sindir sinis Nadia. “AKU BUKAN PENGKHIANAT!!! DARI MANA KAMU MENDAPAT BERITA ITU!!!???” bentak Zitha. “Diary Sonia!” jawab Nadia. Mereka adu mulut. Semua murid kelasnya melihat. Sebagian murid menenangkan Nadia, sisanya menenangkan Zitha. Free Chips 5.000
“Nadia,” lirih Sonia. Nadia dan Sonia saling berpelukan. Bahkan Sina, si Anak yang agak cengeng, menangis melihat harunya persahabatan. “Maafkan aku, Son. Maafkan aku,” gumam Nadia sembari memeluk Sonia. “Ya, aku maafin!” seru Sonia pelan.
Sejak saat itu, Sonia dan Nadia bersahabat kembali. Dan suatu hari, Zitha meminta maaf pada Nadia dan Sonia. Dan Zitha menjadi sahabat mereka…
0 Komentar